#PendakiCantik – Stigma tentang aktivitas mendaki gunung sebagai sesuatu yang sangat berbahaya untuk dilakukan masih terus dipercaya oleh sebagian besar orang Indonesia.

Hal ini tidaklah terlalu berlebihan mengingat beberapa kejadian yang menimpa para pendaki kita sering kali membuat rasa kekhawatiran itu muncul tiba-tiba.

Pertanyaannya adalah bertul kah aktivitas mendaki gunung itu sangat berbahaya untuk dilakukan? Jawaban atas pertanyaan ini sangat beragam.

Salah satu orang yang memiliki penjelasan sangat bagus soal hal terkait itu berasal dari EIGER Adventure Service Team (EAST) Manager, Galih Donikara.

Menurut Galih Donikara mendaki gunung itu memiliki dua jenis bahaya sakaligus yaitu mengandung dan mengundang bahaya bagi para pendaki.

Bahaya Obyektif dan Bahaya Subyektif

Apakah Mendaki Gunung Berbahaya? Ini Jawabannya
Foto: Pendaki Cantik – @aden_curve

Bahaya obyektif lebih kepada bahaya yang muncul dari gunung itu sendiri sementara bahaya subyektif merupakan bahaya yang sering kali muncul dari pendaki itu sendiri.

Untuk bahaya yang ditimbulkan oleh gunung, ia mencontohkan dapat dilihat dari seberapa ketinggian gunung itu.

Faktor ketinggian gunung menyebabkan udara semakin tipis, kata dia. Selain itu, semakin tinggi gunung tersebut, maka kian dingin pula suhu udara di sana.

Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh alam atau dalam hal ini gunung, tambahnya, semakin membuat seorang pendaki harus menyadari bahaya berikutnya yaitu dari diri sendiri.

Oleh sebab itu, menurutnya seorang pendaki harus menyiapkan diri untuk menghadapi beragam bahaya yang bisa ditimbulkan dari gunung.

Ia mengungkapkan, cara-cara menghadapi bahaya tersebut di antaranya berlatih fisik, berlatih mental, dan menjaga sikap.

Sikap Ceroboh dan Sombong

Apakah Mendaki Gunung Berbahaya? Ini Jawabannya
Foto: Pendaki Cantik – @septarea_ni

Ketika berbicara tentang penyebab timbulnya bahaya subyektif, Galih mengatakan bahwa sikap seperti ceroboh dan apalagi sombong terhadap alam, adat istiadat sekitar gunung serta terhadap segala pantangannya cukup berkontribusi terhadap bahaya ini.

Ia pun mengingatkan, kedua hal ini perlu diketahui betul oleh para pendaki sebelum kegiatan pendakian gunung dilakukan. Lalu bagaimana cara meminimalisir bahaya tersebut?

Menurutnya, tidak ada cara lain selain terus berlatih dan belajar untuk mengatasi bahaya yang selalu ada ketika pendakian.

Latihan dan belajar soal pendakian gunung itu dapat dilakukan dengan cara menyiapkan perlengkapan pendakian, mensimulasikan perbekalan perihal makanan logistik misalnya.

Harus sesuai kalori dan gizi. Itu harus dilatih terus dan dibiasakan.

Jadi harus benar-benar paham betul bahwa berkegiatan di alam terbuka seperti pendakian gunung, banyak unsur bahayanya, tapi bahaya itu bisa kita minimalisir dengan pengetahuan, keterampilan, sikap kita dan terus berlatih.

Share.