#PendakiCantik – Meski sudah cukup lama populer, istilah zero waste atau gaya hidup yang lebih kepada kegiatan meminimalisir sampah belum terlalu membumi di Indonesia.

Gaya hidup zero waste ini lebih kepada bagaimana para pecinta alam termasuk para pendaki menyelaraskan kegiatannya dengan sikap dan perilakunya terhadap alam yang dia kunjungi.

Dalam menerapkannya, para pendaki dituntut agar tak cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan, mereka sebaiknya membawa peralatan yang dapat digunakan berulang kali.

Dengan begitu mereka tak perlu membawa sampah di dalam ransel dan tidak ada barang sekali pakai yang langsung berakhir di tempat sampah.

Membawa Barang Reusable

Alasan Gaya Hidup Zero Waste Harus Diikuti Para Pendaki
Foto: Pendaki Cantik – @miaataufik

Penulis buku Zero Waste Adventure, Siska Nirmala mengatakan pendaki yang menerapkan gaya hidup zero waste mengharuskan mereka membawa barang yang dapat digunakan berulang kali atau reusable.

“Memang kelihatan banyak wadah, tapi semua yang dibawa akan tetap ada sampai pulang. Kalau membawa peralatan kemasan sekali pakai, bisa dibuang dalam perjalanan dan menambah sampah,” ujar Siska melansir tempo.co.

Perempuan yang akrab disapa Pita ini juga mengatakan, banyaknya wadah yang dibawa tak lantas memberatkan sebuah pendakian.

“Enggak ribet, melainkan lebih terencana. Akan nyaman kalau sudah terbiasa,” katanya.

Kalkulasi Barang Bawaan

Alasan Gaya Hidup Zero Waste Harus Diikuti Para Pendaki
Foto: Pendaki Cantik – @_meizda

Perencanaan yang dia maksud adalah pandai memperhitungkan kebutuhan selama mendaki. Jika salah kalkulasi akan mengakibatkan barang yang dibawa tidak terpakai, sehingga menjadi beban selama perjalanan.

“Semua barang bawaan harus menyesuaikan kebutuhan. Beda gunung yang akan didaki, bisa juga kebutuhannya. Jangan membawa barang-barang yang tidak perlu,” kata Siska Nirmala.

Selain bekal pendakian, salah satu yang kerap memberatkan pendaki adalah peralatan kebersihan tubuh.

Sebelum atau sesudah mendaki, pendaki biasanya akan mandi dan bersih-bersih. Selain itu, beragam produk perawatan tubuh juga kerap dibawa.

“Makin simpel peralatan kebersihan, kian ringan bawaan. Kalau aku cukup membawa tiga benda, yakni sabun, sampo, dan pasta gigi,” ujar Pita.

Siska Nirmala sudah menerapkan aktivitas pendakian zero waste sejak 2013. Dia telah mendaki lebih dari sepuluh gunung tanpa meninggalkan sampah plastik. Kamu kapan rekans?*

Share.