Pendakicantik.com – Alas Lali Jiwo bila diartikan dengan bahasa Indonesia disebut Hutan Lupa Jiwa. Dinamakan begitu karena kabarnya saat ada di Kawasan ini, pendaki bisa tiba-tiba lupa diri.
Terutama bagi beberapa orang yang mempunyai niat jahat atau mereka yang melanggar pantangan-pantangan hutan ini.
Baca Juga: Mitos Jalak Gading: Sang Pemandu Jalan Menuju Puncak Lawu
Pantangan pertama kali yang kerap dilanggar ialah sikap tinggi hati alias sombong pendaki. Umumnya makhluk halus di hutan ini mengerjai pendaki yang sombong dengan membuat salah jalan ke jalan mistis yang tidak ada ujungnya.
Alas Lali Jiwo: Trek Berbahaya di Jalur Pendakian Gunung Arjuno
Peristiwa mistik itu umumnya terjadi di waktu malam hari atau menjelang malam saat maghrib. Umumnya makhluk halus akan membuat pendaki capek dan semakin salah jalan hingga berasa patah semangat. Tak heran bila hutan ini disebutkan dengan Alas Lali Jiwo (Hutan Lupa Jiwa).
Baca Juga: Nenek Minta Gendong: Mitos Gunung Lawu yang Angker dan Keramat
Adapula beberapa gangguan lain yang umum dirasakan oleh beberapa pendaki saat mereka menyalahi ketentuan tidak tercatat pendakian arjuno, misalkan mereka kenakan pakaian warna merah, mendaki dalam jumlah yang ganjil, menghancurkan dan atau merusak situs warisan atau peninggalan sejarah di Gunung Arjuno, bicara kasar dan sesumbar sampai kepada tipe pendaki yang suka mengeluhkan.

Selain itu, ada juga yang pernah menemukan penampakan-penampakan mengerikan di sini. Ada penampakan yang berwujud kakek-kakek,sampai ada pula yang menyerupai wujud pendaki gunung.
Salah seorang pendaki pernah bercerita bahwa ia pernah tersesat semalaman di hutan itu. Ia awalnya diingatkan untuk istirahat terlebih dahulu orang seorang kakek tua, namun dihiraukan.
Baca Juga: 9 Kolam Renang tergila di Dunia Cocok Buatmu yang Uji Nyali
Hingga akhirnya ia melanjutkan pendakian itu, namun bukannya pos selanjutnya yang ia temui melainkan jalan asing yang tak pernah ia kenali. Untungnya, ia bisa menemukan jalan pendakian ketika pagi menjelang dan bertemu dengan rombongan pendaki.
Sebagaimana sudah santer diketahui, Arjuno adalah gunung sakral yang didalamnya banyak terdapat peninggalan2 sejarah. Gunung Arjuna dengan ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan.

Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung juga banyak terdapat arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit.