#PendakiCantik – Gunung Tambora terletak di Pulau Sumbawa, NTB. Memiliki sejarah yang menarik, hingga pernah berdampak pada perubahan iklim dunia.

Gunung ini terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Dompu yang mencakup lereng bagian barat dan selatan, serta Kabupaten Bima yang mencakup lereng bagian timur dan utara.

Sebelum letusan, Gunung Tambora memiliki ketinggian kira-kira 4.300 m, salah satu puncak tertinggi di Indonesia.

Setelah letusan, tinggi gunung ini hanya setinggi 2.851 m. Letusan Tambora tahun 1815 adalah letusan terbesar dalam sejarah.

Berikut fakta Gunung Tambora, dirangkum Pendaki Cantik dari berbagai sumber:

1. Status Gunung Tambora

7 Fakta Menarik Tentang Gunung Tambora
Foto: Pendaki Cantik – @vero_raymon24

Gunung Tambora atau Tomboro masih berstatus gunung api strato aktif dan tertidur. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20.

Letusan terakhir terjadi pada tahun 1967, yang disertai dengan gempa, dan terukur pada skala 0 VEI, yang berarti letusan terjadi tanpa disertai dengan ledakan.

2. Sejarah Gunung Tambora

7 Fakta Menarik Tentang Gunung Tambora
Foto: Pendaki Cantik – @putrianawh__

Seorang Gubernur-Letnan Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles, yang kala itu memerintah Jawa sejak 1811, dalam catatannya menjelaskan letusan pertama Gunung Tambora.

Letusan terdengar sampai Jawa pada 5 April sore dan setiap 15 menit terus terdengar sampai hari-hari berikutnya.

Letusan kembali terdengar secara dahsyat pada 10 April 1815, dan terdengar sampai ke Sumatera.

Awalnya, suara ini dianggap suara meriam, hingga sebuah detasemen tentara bergerak dari Yogyakarta, yang mengira pos terdekat sedang diserang.

3. Tiga Kerajaan Tertimbun

7 Fakta Menarik Tentang Gunung Tambora
Foto: Pendaki Cantik – @losuanggunn

Kerajaan Bima sendiri turut mencatat peristiwa dahsyat ini, dalam naskah kuno Bo Sangaji Kai, yang ditulis dalam bahasa Arab-Melayu oleh juru tulis Kesultanan Bima.

Di lereng Tambora, ada tiga kerajaan yang tercatat yaitu Kerajaan Tambora, Kerajaan Sanggar, dan Kerajaan Pekat yang semuanya musnah karena letusan Tambora.

Pada tahun 2004, sebuah tim arkeolog dibentuk dan memulai sebuah penggalian arkeologi di Gunung Tambora.

Terdiri dari Universitas Rhode Island, Universitas North Carolina di Wilmington, dan direktorat vulkanologi Indonesia, dipimpin oleh Haraldur Sigurdsson.

Setelah enam minggu, tim tersebut menggali bukti adanya kebudayaan yang hilang yang musnah karena letusan Gunung Tambora. Situs tersebut terletak 25 km sebelah barat kaldera, di dalam hutam, 5 km dari pantai.

Penemuan arkeologi memperjelas bahwa terdapat kebudayaan yang hancur, karena letusan Gunung Tambora tahun 1815. Sigurdsson menyebut kebudayaan ini sebagai Pompeii dari timur.

4. Akibatnya Terhadap Dunia

7 Fakta Menarik Tentang Gunung Tambora
Foto: Pendaki Cantik – @weny_kelces

Letusan Tambora tahun 1815, diyakini berdampak terhadap perubahan iklim global, lantaran sulfur dioksida yang turut lepas ke lapisan stratosfer.

Musim semi tahun 1815 menjadi terganggu karena debu-debu dan kandungan yang dibawa tertiup angin bergeser ke langit Eropa, Amerika, dan lainnya.

Sejumlah negara ikut terkena getahnya. Musim panas setelah tahun 1815 justru didominasi hujan dan suhu dingin.

Bahkan, tahun 1816 dikenal dengan sebutan “Tahun Tanpa Musim Panas” lantaran pada musim panas tahun itu suhu turun 1 hingga 2,5 derajat lebih rendah daripada biasanya.

5. Memengaruhi Kekalahan Napoleon

7 Fakta Menarik Tentang Gunung Tambora
Foto: Pendaki Cantik – @sayyidatunnisa98

Di antara sederet analisis kekalahan perang, salah satu yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah cuaca ekstrem mencuat.

Seperti dalam catatan John Lewis, dalam “The Weather of the Waterloo Campaign 16 to 18 June 1815: Did it Change the Course of History?” menyebutkan

“[…] Hujan turun begitu lebat, tentara tertua dari pasukan itu bahkan tidak pernah melihat kejadian seperti ini,” tulis John Lewis.

Pertempuran yang penting bagi Napoleon, yang mewakili Kekaisaran Prancis, melawan lima koalisi kekaisaran Eropa.

Namun, karena curah hujan yang tidak wajar, menyebabkan jalanan berlumpur dan mempersulit gerak Napoleon dalam menginvasi sejumlah negara Eropa.

Akibatnya pasukannya kalah dan menjadi akhir dari kiprah Napoleon Bonaparte menguasai Eropa.

Dan catatan “Napoleon, The Tambora Eruption and Waterloo” karya John Tarttelin, turut menyebut pasukan Napoleon digambarkan sangat terganggu oleh hujan lebat yang sedang melanda, dan mereka terpaksa menunda perjalanan ke Waterloo.

Sementara itu, pihak balatentara Rusia terus menerjang badai untuk terlebih dahulu mencapai Waterloo.

6. Cerita Rakyat Meletusnya Gunung Tambora

7 Fakta Menarik Tentang Gunung Tambora
Foto: Pendaki Cantik – @hemmasdf

Beberapa naskah tradisional menyebutkan Gunung Tambora meletus lantaran raja kerajaan Tambora, Abdul Gafur melakukan kelalaian, dengan memerintahkan pembunuhan seorang warga keturunan Arab yang bertugas berdakwah menyebarkan ajaran Islam.

Dalam Syair Kerajaan Bima karya Khatib Lukman, sebagaimana termuat dalam Kerajaan Bima dalam Sastra, dan Sejarah karya Henri Chambert-Loir, orang yang dibunuh itu bernama Haji Mustafa. Dia dibunuh dengan alasan telah menghina kerajaan.

7. Jalur Pendakian

7 Fakta Menarik Tentang Gunung Tambora
Foto: Pendaki Cantik – @erinasandraa

Gunung Tambora yang baru diresmikan menjadi kawasan Taman Nasional pada tanggal 11 April 2015, memiliki potensi wisata alam yang menyuguhkan keindahan, panorama dari hutan daratan rendah, hingga hutan pegunungan.

Berbagai flora dan fauna dapat ditemui dan akan menambah pengalaman serta merupakan sensasi tersendiri bagi wisatawan.

Dikutip dari situs resmi Taman Nasional Tambora, gunung ini memiliki lima jalur pendakian, berdasarkan peta penataan zonasi. Namun baru empat yang diresmikan dan dianggap siap untuk menerima kunjungan.

Jalur pendakian tersebut adalah jalur pendakian Pancasila, dan jalur Pendakian Kawinda Toi, yang hanya bisa diakses dengan tracking atau jalan kaki.

Sedangkan jalur pendakian Doroncanga, jalur pendakian Piong, yang bisa diakses menggunakan kendaraan offroad atau trail.

Share.