Pendakicantik.com – Dibalik keindahan alam pegunungan dan sensasi mendaki gunung, tersembunyi banyak resiko yang harus diantisipasi.
Apalagi jika hendak mendaki gunung kala musim hujan dan saat terjadi cuaca ekstrem, seringkali terjadi hal tidak terduga dan resiko yang harus dihadapi.
Baca juga: Bukit Kaba: Pesona Keindahan Alamnya dan Tempat Konservasi Rafflesia Arnoldi
Mendaki gunung bisa menjadi hobi yang sangat candu bagi para penikmatnya. Kadang kala membuat orang lupa untuk mengantisipasi terjadinya keadaan tidak terduga yang bisa membahayakan jiwa.
Jika kita adalah salah satu orang yang gemar mendaki gunung, mungkin kita rela menghabiskan banyak uang untuk membeli peralatannya, dari mulai sarung tangan sampai sepatu gunung.
Baca juga: Bukit Kaba: Pesona Keindahan Alamnya dan Tempat Konservasi Rafflesia Arnoldi
5 Resiko Ketika Mendaki Gunung di Musim Hujan yang Harus Diantisipasi
Kita pun akan rela menggunakan waktu istirahat kita untuk aktivitas pendakian gunung yang padahal lebih melelahkan daripada bekerja.
Namun, sensasi berada di puncak gunung akan membayar semua rasa lelah kita, bahkan bisa menghapus masalah yang ada untuk sementara waktu.
Meskipun begitu, sebaiknya kita tidak asal-asalan memilih waktu untuk mendaki gunung. Sebaiknya pilihlah waktu pada musim panas, bukan musim hujan.
Sebab, banyak risiko yang bisa kita terima jika nekat mendaki pada musim hujan. Nah, berikut 5 risiko yang bisa terjadi jika mendaki gunung di musim hujan:
1. Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi paling berbahaya bagi para pendaki gunung. Suhu rendah dapat membuat kita terkena hipotermia dan bisa menyebabkan gagal jantung. Sudah banyak kasus pendaki gunung yang tewas karena hipotermia.
Namun, jika kita terpaksa mendapatkan jadwal pendakian pada musim hujan, maka pastikanlah peralatan yang kita bawa untuk menjaga suhu tubuh sudah lengkap, dari mulai jaket, sleeping bag, sarung tangan, dan lain-lain. Jangan biarkan suhu tubuh kita menurun drastis karena cuaca.

2. Badai di Puncak
Badai di puncak biasanya terjadi pada musim hujan, padahal tujuan pendaki adalah puncak gunung itu sendiri. Badai akan membawa angin kencang yang bersuhu rendah dan bisa membuat kita terkena hipotermia.
Alhasil kita akan mengurungkan niat untuk meneruskan perjalanan ke puncak dan membuat pendakian kita tidak sampai ke puncak.
3. Tersambar Petir
Seringkali hujan membawa petir yang menyambar ke sana kemari. Jika kita tidak berhati-hati memilih tempat untuk berteduh, kita bisa tersambar oleh petir.
Tak sedikit pendaki yang sudah tersambar petir pada saat pendakian, salah satu penyebabnya adalah karena mereka mendirikan tenda di tempat terbuka pada musim hujan.
Baca Juga: 6 Fungsi Gaiter saat Mendaki Gunung Hingga Wajib Dimiliki Pendaki
4. Perjalanan Lebih Melelahkan
Hujan yang deras akan berjatuhan menerpa tubuh kita. Jas hujan dan ransel yang tersiram hujan akan terasa semakin berat, sehingga kita bisa lebih mudah merasakan lelah pada saat mendaki. Alhasil kita akan cepat lapar dan haus, persediaan makanan pun bisa cepat habis.
5. Sleeping Bag Basah
Sleeping bag adalah kantong tidur, fungsinya untuk dipakai pada saat tidur dan menjaga suhu tubuh kita agar tidak keluar. Sayangnya, penempatan sleeping bag yang salah pada saat masih di dalam ransel, bisa membuat sleeping bag kita basah.
Alhasil kita akan tetap kedinginan meskipun sudah berada di dalam tenda. Agar sleeping bag tidak basah, sebaiknya taruhlah sleeping bag pada bagian paling bawah di dalam ransel.

Itulah 5 risiko yang bisa terjadi jika mendaki gunung di musim hujan. Bersabarlah untuk menikmati pendakian gunung yang kita inginkan, sebaiknya tunggulah cuaca membaik agar kita bisa memaksimalkan aktivitas pendakian kita. Selama musim hujan berlangsung, kita bisa mengobati rasa rindu pada gunung dengan mengadakan camping di pantai atau bukit saja.