Pendakicantik.com – Warga Desa Watuwey mengungsi ke Gunung Erola saat terjadi gempa karena mereka khawatir terjadi tsunami.
Hal itu mereka lakukan karena wilayah tersebut pernah mengalami gempa bumi dan tsunami pada tahun 1960-an.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Gunung Berapi yang Terindah di Dunia
Sedikitnya 400 warga Desa Watuwey, Kecamatan Dawera-Dawelor, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku yang terdampak gempa bumi magnitudo 7,9 pada Selasa (10/1), pukul 02.47 WIT masih bertahan di Gunung Erola.
“Dari koordinasi kami dengan camat serta Kepala Desa Watuwey, ternyata ratusan warga ini masih bertahan meskipun BMKG telah mencabut status tsunami beberapa saat pascagempa,” kata Kepala Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten MBD James R. Likko yang dihubungi dari Ambon, Selasa malam.
Baca juga: Syarat Mendaki Gunung Merbabu untuk Anak Usia di Bawah 17 Tahun
400 Warga Desa Watuwey Mengungsi ke Gunung Erola saat Gempa di Tanimbar, Khawatir Tsunami
Dia mengatakan mereka terdiri atas anak-anak hingga orang tua, tetap bertahan di gunung yang tingginya sekitar 200 meter dari permukaan air laut itu.
Kepala Desa Watuwey Erlely Wardulianus mengatakan seluruh warganya tetap bertahan di pengungsian karena masih trauma dengan kuatnya guncangan gempa serta ancaman tsunami.
Apalagi, wilayah tersebut pernah mengalami gempa bumi dan tsunami pada 1960-an, meskipun guncangan gempa tidak sekuat yang dirasakan hari ini.
“Mereka bertahan seadanya dan untuk saat ini belum ada bantuan darurat dari mana pun, dan ada sekitar empat warga yang mengalami luka ringan dan satu orang menderita luka agak berat,” ucapnya.

Namun, dia mengakui Pemerintah Provinsi Maluku saat ini telah mengirim bantuan tanggap darurat, berupa beras, selimut, dan obat-obatan ke Kecamatan Dawera-Dawelor.
“Hanya saja pengiriman bantuan tanggap darurat dari provinsi ini menggunakan kapal perintis yang minimal lima hingga tujuh hari baru tiba di sini,” kata dia.
Baca Juga: Gunung Ijen Naik Status ke Level Waspada, Pembatasan Waktu Pendakian
Dia menambahkan pemerintah desa bersama seluruh staf akan melakukan pendataan ulang seluruh warga yang masih bertahan di pengungsian mereka pada Rabu (11/1).
Seperti diketahui telah terjadi gempa dengan magnitudo (M)7,5 berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
Fenomena ini berlangsung pada Selasa (10/1), 00.47 WIB atau 02.47 waktu setempat.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa M7,5 berada pada 136 km barat laut Kepulauan Tanimbar atau dulu bernama Maluku Tenggara Barat dengan kedalaman 130 km. Pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami.

Berselang sekitar 20 menit, gempa susulan terjadi dengan magnitudo (M)5,5, tepatnya pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat. Pusat gempa berada di 197 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 128 km.