Pendakicantik.com – 10 mitos tentang mendaki gunung mungkin kebanyakan orang sudah tidak percaya lagi pada mitos karena mungkin mitos lebih erat kaitannya dengan tahayul.

Alasan kurang dipercaya karena kadang apa yang disampaikan dan dipercaya oleh orang tua dulu sudah jarang sekali terjadi. 10 mitos ini merupakan hal-hal yang terkadang terjadi celaka jika dilanggar atau diabaikan.

Baca Juga: 4 Gunung Paling Angker dan Menyeramkan di Jawa Timur

Namun, sangat berbeda halnya jika kamu suka menggeluti hobi naik gunung. Kamu harus percaya dan bahkan mentaati mitos dan larangan yang ada di gunung.

5 MITOS PENDAKIAN SAAT KITA NAIK GUNUNG

https://www.youtube.com/watch?v=Pc6tbcQU_iM

Baca Juga: Komplek makam Nabi Khalid: Deretan Batu Nisan Berbentuk Alat Kelamin

10 Mitos Tentang Mendaki Gunung yang Penting Buat Pendaki

Ini bukan tahayul atau mengabaikan Tuhan, tapi tujuannya agar pendakianmu berjalan aman dan lancar. 10 mitos ini sangat penting untuk kamu ketahui sebagai seorang pendaki gunung.

10 Mitos tentang mendaki gunung yang wajib kamu ketahui jika punya hobi mendaki gunung.

10 Mitos Tentang Mendaki Gunung yang Penting Buat Pendaki
Foto: Pendaki Cantik – @febbyrastanty
  1. Jangan mendaki dalam jumlah ganjil
    10 mitos yang pertama adalah di gunung tertentu ada larangan yang sebaiknya harus ditaati untuk tidak mendaki dalam jumlah ganjil. Konon katanya jika dilanggar maka akan ada masalah yang dihadapi selama pendakian. Misalnya jumlah anggota kelompok yang ganjil akan digenapkan oleh makhluk lain. Atau, ada saja masalah lain yang seolah-olah melarangmu utk mendaki menuju puncak.
  1. Jangan mendaki saat datang bukan (haid)
    Biasanya pada saat datang bulan, perempuan akan lebih cepat lelah saat mendaki. Hal ini mungkin akan menghambat perjalanan tim untuk mencapai puncak.
    Selain itu, terkadang darah saat datang bulan itu dapat mengundang makhluk halus di gunung.
  2. Jangan mengambil apapun
    Selalu dan akan selalu diingatkan para pendaki untuk tidak mengambil dan membawa pulang apapun dari gunung. Karena sikap tersebut salah dan tidak mencintai alam.
    Jika mau turut menjaga kelestarian alam, maka biarkan tanaman atau apapun yang kamu lihat dan unik bentuknya itu tumbuh dengan subur di tempatnya.
  3. Jangan mengeluh
    Sebaiknya saat mendaki jangan terlalu banyak mengeluh meskipun mengalami kesulitan sepanjang pendakian. Karena terkadang keluhan kamu akan langsung terkabul selama berada di gunung. Jadi, perlu jaga sikap dan jika ingin mengeluh cukup dalam hati saja biar semuanya lancar hingga kembali ke rumah dengan selamat.
  1. Kakek dengan jubah putih di Ciremai
    Sosok kakek berjubah putih ini sering muncul di sekitar Batu Lingga. Batu Lingga adalah sebuah batu besar yang dulu dipakai oleh orang-orang hebat untuk bertapa. Sosok kakek ini juga kadang menampakkan diri ke para pendaki yang lewat.
    Untuk pendaki disarankan untuk tidak mengganggu tempat tersebut apalagi merusaknya.
  2. Jangan bersiul
    Selama di gunung jangan bersiul sebab menurut mitos terutama kepercayaan orang Jawa bahwa bersiul itu untuk memanggil arwah yang sudah meninggal (setan). Selalu dipercaya bahwa tiap gunung selalu ada penunggunya.
  3. Jangan membunuh atau menangkap hewan
    Saat mendaki gunung, tentu kamu akan bertemu dengan hewan-hewan liar yang hidup di gunung. Keadaan alam di gunung yang masih asri dan alami membuat begitu banyak hewan liar yang hidup dalam hutan. Sebagai pendaki gunung, jagalah kelestarian alam dan janganlah sekali-kali membunuh dan menangkap hewan-hewan liar itu.
  4. Suara gamelan yang terdengar saat pendakian
    Para pendaki Ciremai sering diperdengarkan suara gamelan yang melantun halus di tengah perjalanan mereka. Para pendaki senior percaya jika suara gamelan itu merupakan ulah mahluk halus yang tinggal di gunung Ciremai yang mengecoh pendaki agar tersesat. Sehingga, jika kamu mendengar suara itu harus segera berpegangan tangan dan tetap di jalur pendakian yang telah ditentukan.
  1. Tanjakan Bapa Tere
    Tanjakan Bapa Tere adalah trek pendakian yang dapat membuatmu merangkak seperti komodo. Nama Bapa Tere berawal dari kisah seorang ayah tiri yang menyiksa anaknya hingga meninggal di tanjakan ini.
    Tanjakan ini sangat menantang bak seorang ayah yang menyiksa anak tirinya dan untuk bisa melewati tanjakan ini dibutuhkan tenaga ekstra karena sangat sulit.
  2. Injak bumi 3 x dan salam
    10 mitos yang terakhir adalah keyakinan sebelum naik ke gunung Ciremai, banyak pendaki yang melakukan ritual injak bumi 3 x dan salam. Hal ini diyakini sebagai ritual agar tidak diganggu oleh makhluk halus saat mulai perjalanan mendaki gunung Ciremai.

Share.