#PendakiCantik – Pria adalah makhluk bumi yang sangat misterius. Segala keinginan dan isi otaknya tak bisa ditebak para wanita.
Begitupun dalam bidang pendakian. Jika Kamu, para wanita, tahu apa yang ada di isi kepala pria, Kamu mungkin tak akan menyangka. Apalagi jika itu merupakan hal negatif tentang pendaki wanita.
Inilah beberapa hal yang membuat pria pendaki merasa risih dan tidak nyaman saat mendaki bersama wanita:
Berisik saat sunrise

Sunrise pada umumnya menjadi waktu yang paling indah saat berada di gunung, awan-awan menyatu dan matahari muncul dari sela-sela awan itu.
Di waktu inilah para wanita kadang terlalu berlebihan dan akhirnya menjadi sangat berisik sendiri tanpa mempedulikan sekitar.
Bagi pria, hal ini sangat tidak baik karena mereka sangat menghargai pendaki lain yang mungkin baru tiba di puncak dan ingin istirahat.
Rumit saat ingin buang air

Meskipun wanita pendaki itu lebih mengagumkan dari wanita kebanyakan, namun sifat ribetnya masih tetap terpatri dalam jiwanya. Begitupun ketika buang air di gunung.
Ada kalanya pria tidak suka dengan ulah wanita yang sering bertingkah menyebalkan terutama saat mereka sendiri ribet cari spot untuk buang air.
Masih saja terpaku pada make-up

Wanita, dalam kondisi apapun tak pernah lupa untuk menyematkan make up ke dalam tas, bahkan saat mendaki gunung.
Ingin tampil cantik dan tidak terlihat pucat adalah salah satu alasannya. Meskipun alasan ini terdengar positif, namun ternyata beberapa pendaki pria tak nyaman dengan wanita pendaki yang terlalu fokus dengan make-up saat mendaki.
Manja di waktu yang tidak tepat

Mendaki memang kegiatan yang membutuhkan kekuatan fisik yang sangat besar. Banyak orang merasa lelah saat mendaki.
Dalam keadaan lelah, semangat membara harus tetap terjaga agar bisa sampai puncak. Namun, kadang para wanita kadang malah berubah manja dan minta diperhatikan.
Sesekali manja mungkin ‘masih oke’ bagi pendaki pria, tapi jika berlebihan kadang pria pendaki akan sebal sendiri (meski mereka memendamnya dalam hati).
Sok Kuat

Mendaki itu melelahkan, semua orang butuh istirahat agar stamina bisa kembali fit. Tapi, kadang ada saja wanita pendaki yang memaksakan diri dan sok-sok-an kuat.
Meskipun bisa cepat sampai ke tujuan, namun akibatnya bisa fatal bagi tubuh karena kelelahan. Hal ini juga sangat tidak disukai pria.
Menurut mereka, wanita harus jujur agar bisa disiasati jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Tidak memiliki skill membangun tenda

Skill membangun tenda bukan hanya skill yang wajib dimiliki pendaki pria, pendaki wanita pun seharusnya juga mahir membangun tenda.
Tapi, kenyataan di lapangan tak semanis teori. Beberapa wanita tidak memiliki skill ini sama sekali saat mendaki. Alhasil, pria harus kerja sendiri untuk mendirikan tenda.
Selain itu, ada juga yang hanya menonton saat pria membangun tenda padahal ada banyak hal kecil yang bisa dibantu. Memegang senter saat keadaan gelap misalnya.
Tidak memiliki skill memasak

Makan adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan agar pendaki bisa menyelesaikan perjalanannya tanpa kelaparan dan kekurangan tenaga.
Tapi sebelum makan tentu saja harus masak. Tapi para wanita kadang terlalu lelah dan memilih tidur ketimbang masak. Hal ini kadang membuat pendaki pria merasa ill-feel.
Meski demikian hal tersebut bukan berarti tugas wanita hanya memasak, selama di gunung berbagi peran itu sangat penting.
Pilih-pilih makanan

Gunung itu bukan restoran yang punya menu makanan seabreg, tapi kadang beberapa pendaki wanita banyak maunya.
Bahkan pilih-pilih menu makanan. Maunya yang enak saja, menu yang tak terlalu enak diberikan ke pendaki pria.
Jika kamu hendak mendaki bareng pria, kebiasaan memilih makanan ini bisa berdampak sangat buruk. Selain ketidaknyamanan, kamu juga akan jatuh sakit jika apa-apa yang kamu bawa tidak jadi dimakan.
Cerewet

Cerewet sepertinya memang talenta bawaan lahir bagi wanita, tapi untuk alasan tertentu, cerewet adalah hal yang dibenci oleh pria, apalagi saat mendaki.
Mendaki yang harusnya mendapatkan ketenangan jadi sirna karena obrolan para pendaki wanita.
Meski begitu bukan berarti kamu harus bertingkah jaim. Karena bagi pria, wanita yang mengagumkan dan layak jadi teman mendaki itu yang apa adanya, bukan yang jaga image.
Penakut
Tidur dan berjalan di dalam hutan dan padang sabana adalah hal yang indah bagi para pendaki.
Namun wanita pendaki selalu berbisik “Nanti kalau ada beruang atau hantu bagaimana pas tidur? Katanya di sini juga banyak babi hutan, kan?”.
Rasa takut yang berlebihan ini kadang membuat para pendaki pria malas berhadapan dengan pendaki wanita.
Banyak mengeluh

Semua orang pasti suka mengeluh jika sedang lelah. Apalagi mendaki adalah kegiatan yang membuat kondisi fisik dan stamina menurun.
Keluhan normal seperti kedinginan mungkin masih bisa ditolerir, tapi kalau sudah mengeluh berlebihan mulai dari awal mendaki hingga turun mendaki, pasti akan membuat orang tidak nyaman.
Mengingat mendaki itu butuh semangat lebih, ada baiknya kamu jangan terlalu banyak mengeluh dan mulai saling mendukung satu sama lain.